islami

islami
AHLAN WASAHLAN

Selasa, 27 Desember 2011

jangan lupakan sahabat wanita ^_^





assalamu'alaikum...........kaefa kahluk ya ikhwatiy.......semoga tetap dalam lindunganNYA......
iqro'!!! hehe
Suatu hari, seorang wanita muda yang baru saja menikah mengunjungi ibunya. Mereka duduk di sebuah sofa dan menikmati segelas air teh dingin. Ketika mereka sedang berbincang-bincang mengenai kehidupan, pernikahan, tanggung jawab dalam hidup serta kewajiban, sang ibu dengan perlahan menaruh sebongkah es batu ke dalam gelasnya dan menatap wajah anak perempuannya.


“Jangan lupakan sahabat-sahabat wanitamu.” nasihatnya, sambil mengaduk-ngaduk daun teh di bawah gelasnya. “Mereka akan menjadi orang yang penting bagimu ketika usiamu makin tua..Tidak peduli seberapa dalam kau mencintai suamimu, seberapa banyak anak-anak
yang kau miliki, kau masih tetap harus memiliki sahabat wanita. Ingatlah untuk berjalan-jalan bersama mereka, melakukan hal bersama-sama dengan mereka. Dan ingat bahwa mereka bukan hanya sekedar sahabat wanitamu, tetapi mereka akan menjadi saudara, anak dan yang lainnya. Kau akan membutuhkan sosok wanita yang lain.”

Wanita selalu begitu. “Sungguh nasihat yang aneh,” pikir si wanita muda. “Bukankah aku baru saja menikah? Bukankah aku baru saja bergabung dalam dunia pasangan-pasangan muda? Sekarang saya adalah seorang istri, orang dewasa,bukan anak perempuan kecil yang memerlukan teman main perempuan lainnya! Tentu saja keluarga yang akan kami bina dapat membuat hidup saya lebih berarti.”

Tetapi, ia mendengarkan nasihat ibunya; ia terus berhubungan dengan sahabat-sahabat wanitanya dan bertemu dengan semakin banyak sahabat setiap tahun.

Ketika tahun demi tahun berlalu, ia mulai merasakan betapa benar nasihat yang diberikan ibunya.

Ketika waktu dan keadaan mengubah keberadaan mereka sebagai wanita dengan segala misterinya, sahabat-sahabat wanitanya tetap berada dalam kehidupannya.

Setelah hidup selama 50 tahun dalam dunia ini, inilah fakta-fakta yang saya dapatkan dari memiliki sahabat wanita:

Sahabat wanita akan menjaga rahasiamu.

Sahabat wanita akan memberikan nasihat ketika kau membutuhkannya.

Sahabat wanita tidak selalu mengatakan apa yang kau lakukan benar, tetapi mereka bersikap jujur.

Sahabat wanita akan terus mengasihimu, meskipun ada perbedaan pendapat.

Sahabat wanita akan tertawa bersama-sama denganmu, dan lelucon kosong sama sekali tidak diperlukan hanya untuk sebuah tawa.

Sahabat wanita akan menolongmu keluar dari hubungan-hubungan yang buruk.

Sahabat wanita menolongmu mencarikan rumah tinggal yang baru, membantu mengepak barang dan pindah.

Sahabat wanita akan membantu membuat sebuah pesta untuk anak-anakmu ketika mereka menikah atau memiliki anak, manapun yang lebih dulu terjadi.

Sahabat wanita akan selalu berada disampingmu, dalam suka maupun duka.

Sahabat wanita akan menempuh badai, topan, panas, dan kegelapan untuk mengeluarkan kau dari keputusasaan.

Sahabat wanita akan mendengarkan ketika kau kehilangan pekerjaan atau seorang kawan.

Sahabat wanita akan mendengarkan ketika anak-anakmu mengecewakanmu.

Sahabat wanita akan menangis bersamamu ketika orang yang dikasihimu meninggal.

Sahabat wanita menghiburmu ketika kau dikecewakan oleh banyak pria di dalam kehidupanmu.

Sahabat wanita membantumu untuk bangkit kembali ketika pria kau cintai pergi meninggalkanmu.

Sahabat wanita senang ketika mereka melihatmu bahagia, dan bersedia mencari dan melemparkan apa yang tidak membuatmu bahagia.

Waktu berlalu…Kehidupan berjalan.
Jarak memisahkan.. .Anak-anak beranjak dewasa..
Cinta hilang dan pergi..Hati yang hancur..
Karir berakhir..Pekerjaan berganti..
Orang tua meninggal..Rekan- rekan melupakan kebaikan..
TETAPI,

sahabat-sahabat wanita akan terus mendampinginmu, meskipun waktu dan jarak yang terpaut sangat jauh. Sahabat wanita tidak akan lebih jauh dari orang-orang yang membutuhkan.wallohu a'lamu bishwab.......

Insya Allah...

(afwan ana lupa sumbernya...
catatan akan di hapus jika pemilik catatan ini tidak berkenan di share...)

Senin, 26 Desember 2011

Keajaiban Shalat Subuh Secara Medis



Hemm assalamu’alakumwarohmatullohiwabarookaatuh.........hem ahlan wa sahlan....sobahul khoir ya ikhwatiy??? Gimana kabar kalian? Hemm mungkin ada yang masih di rumah. Novi nahkan masih ada yang tidur karena dingin he he....serius.. ya wajar g ada kerjaan masih pagi dingin maunya tidur apalgi daerah pegunungan hemm bela diri sendiri... hemm tapi coba antum baca di bwah ni....jiak qita biasakan diri qita tidur lagi setelah subuh...
Sholat subuh yang dilakukan waktu pagi dini hari ini memiliki manfaat bagi kesehatan. Manfaatnya terletak pada waktunya dan gerakan sholat subuh . Banyak yang masih meremehkan waktu sholat subuh . Banyak yang beralasan karena waktu terlalu pagi, masih mengantuk, dan udara yang dingin. Jika alasan seperti itu, mengapa Allah perintahkan sholat subuh di pagi hari yang dingin, saat kita masih sayup-sayup mengantuk? Bukti berikut dipaparkan secara medis untuk memenuhi pemahaman tentang kehebatan sholat subuh selain secara agama. Inilah jawabannya: Pada waktu pukul 6 pagi sampai pukul 12 siang, serangan jantung akan menjadi cepat pada waktu-waktu tersebut. Pada saat itu terjadi peningkatan tegangan saraf simpatis, dan penurunan tegangan saraf parasimpatis. Pada waktu pagi dini hari sekitar pukul 3 pagi sampai siang hari, secara perlahan dalam tubuh manusia terjadi peningkatan adrenalin menyebabkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya terjadi peningkatan aktifitas agregasi tombrosit (sifat saling menempel pada sel tombrosit yang mengakibatkan darah membeku) walaupun kita tertidur. Penyempitan pembuluh darah berefek negatif bagi tubuh karena pengaruh lancar atau tidaknya aliran darah. Tubuh memerlukan suatu zat yang ada pada sel pembuluh darah untuk melebarkan kembali pembuluh darah. Zat tersebut bernama NO (Nitrik Oksida). Saat kita bangun di pagi hari menjalankan sholat, tubuh akan aktif menaikkan kadar zat NO dalam tubuh. Gerakan-gerakan yang dibangun pada pagi hari membuat produksi zat NO naik lebih cepat sehingga mencegah darah membeku karena efek agregasi tombrosit berkurang. Setelah sholat tentunya kita melakukan hal lain, misal mengaji, menyiapkan sarapan, olahraga dan lainnya. Mandi sebelum sholat subuh lebih sehat lagi. Karena tubuh cepat bangun dari rasa lemas mengantuk sehingga pikiran lebih cemerlang. Mandi sebelum sholat memiliki keuntungan berharga yaitu kita melaksanakan sholat subuh dengan keadaan tubuh segar dan pikiran jernih sehingga bisa menghadap Allah dengan percaya diri. Bangun di pagi buta dan melakukan gerakan, maka dipastikan akan membantu mencegah penyakit kardiovaskular. Semoga untuk keesokan harinya kita lebih giat bangun dini hari guna mengambil banyak-banyak manfaat kesehatan jasmani dan rohani.!............nah kan gimana setelah baca??? Hem tambah suka tidur setelah subuh??? He he moga g ya heee mari sama qita belajar menghindari tidur setelah subuh nah low katanya rizki juga lebih mudah pas pagi ya g?? So berlombalah di pagi hari hee... cukupa ya moga bermanfaat.....wallohu a’lamu bishwab................

Kisah Maling Yang Ahli Fiqih



Dikisahkan bahwa suatu malam, seorang Qadli dari Anthokia pergi ke sawah miliknya namun tatkala baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ia dihadang oleh seorang maling yang membentak, “Serahkan semua yang engkau miliki.! Kalau tidak, aku tidak akan segan-segan berbuat kasar terhadapmu.!”

“Semoga Allah menolongmu. Sesungguhnya para ulama itu memiliki kehormatan. Dan aku adalah seorang Qadli negeri ini, karena itu lepaskan aku,” kata Qadli.

“Alhamdulillah, karena Dia telah memberikan kesempatan kepadaku untuk bertemu dengan orang sepertimu. Aku sangat yakin bahwa kamu bisa kembali ke rumah dengan pakaian dan kendaraan yang serba berkecukupan. Sementara orang selainmu barangkali kondisinya lemah, faqir dan tidak mendapatkan sesuatu pun,” jawab si maling

“Menurutku, kamu ini orang yang berilmu,” selidik Qadli
“Benar, sebab di atas setiap orang yang ‘alim ada yang lebih ‘Alim,”jawabnya tenang

“Kalau begitu, apa katamu tentang hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, ‘Dien itu adalah Dien Allah, para hamba adalah para hamba Allah dan as-Sunnah adalah sunnah-Ku; barangsiapa yang membuat-buat sesuatu yang baru (bid’ah), maka atasnya laknat Allah.’ Maka, memalak dan merampok adalah perbuatan bid’ah dan aku menyayangkan bila kamu masuk dalam laknat ini,” kata Qadli mengingatkan

“Wahai tuan Qadli, ini hadits Mursal (bagian dari hadits Dla’if), periwayatnya tidak pernah meriwayatkan dari Nafi’ atau pun dari Ibn ‘Umar. Kalau pun aku mengikuti kamu bahwa hadits itu shahih atau terputus, maka bagaimana dengan nasib si maling yang amat membutuhkan, tidak memiliki makanan pokok (keseharian) dan tidak dapat pulang dengan berkecukupan. Sesungguhnya harta yang bersamamu itu halal bagiku. Malik meriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn ‘Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ‘Andaikata dunia itu ibarat darah segar, niscaya ia halal menjadi makanan pokok kaum Mukminin.’ Tidak terdapat perbedaan pendapat di kalangan seluruh ulama bahwa seseorang boleh menghidupi dirinya dan keluarga (tanggungan)-nya dengan harta orang selainnya bila ia khawatir binasa. Demi Allah, aku takut diriku binasa sementara harta yang ada bersamamu dapat menghidupiku dan keluargaku, maka serahkanlah ia lalu pergilah dari sini dengan selamat,” ujar si maling

“Kalau memang demikian kondisimu, biarkan aku pergi dulu ke sawahku agar singgah ke penginapan para budak dan pembantuku untuk mengambil sesuatu yang dapat menutupi auratkku. Setelah itu, aku akan serahkan kepadamu semua apa yang bersamaku ini,”kata Qadli beralasan

“Tidak mungkin, tidak mungkin.! Orang sepertimu ini ibarat burung di dalam sangkar; bila sudah terbang ke udara, lepaslah ia dari genggaman tangan. Aku khawatir bila membiarkanmu pergi, kamu tidak bakal memberikan sesuatu pun kepadaku,” kata si maling lagi

“Aku bersumpah untukmu bahwa aku akan melakukan itu,” kata Qadli mempertegas

“Malik menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sumpah orang yang dipaksa (terpaksa) tidak menjadi kemestian (tidak berlaku).’ Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali orang yang dipaksa sementara hatinya mantap dengan keimanan.’ Aku khawatir nanti kamu menakwil-nakwil terhadap perkaraku ini, karena itu serahkan saja apa yang ada bersamamu itu.!” tegas si maling seakan tidak mau berkompromi

Maka, sang Qadli pun memberinya kendaraan dan pakaian tetapi tidak menyerahkan celananya. Lalu si maling berkata,
“Serahkan juga celana itu, ini harus.!”

“Sesungguhnya sekarang sudah waktunya shalat padahal Rasulullah SAW bersabda, ‘Celakalah orang yang melihat aurat saudaranya.’ Sekarang ini, sudah waktunya shalat sementara orang yang telanjang tidak boleh shalat sebab Allah berfirman, ‘Ambillah hiasan kamu setiap pergi ke masjid.’ Dikatakan bahwa tafsir ‘hiasan’ tersebut adalah pakaian ketika akan shalat,” sang Qadli mulai berargumentasi

“Adapun mengenai shalat kamu itu, maka hukumnya sah. Malik menceritakan kepada kami, dari Nafi’, dari Ibn ‘Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang-orang yang bertelanjang melakukan shalat dengan berdiri sedangkan imam mereka berada di posisi tengah.’ Malik berkata, ‘Mereka tidak boleh shalat dengan berdiri tetapi shalat secara terpisah-pisah dan saling berjauhan hingga salah seorang dari mereka tidak bisa melihat kepada aurat sebagian yang lainnya. Sedangkan menurut Abu Hanifah, ‘mereka shalat dengan duduk.’ Sementara mengenai hadits yang kamu sebutkan itu, maka ia adalah hadits Mursal dan andaikata aku menyerah kepada dalilmu, maka itu dapat diarahkan kepada makna ‘memandang dengan syahwat.’ Sedangkan kondisimu saat ini adalah kondisi terpaksa bukan bebas, dapat memilih. Bukankah engkau tahu bahwa wanita boleh mencuci farji (kemaluan)-nya dari najis padahal tidak dapat menghindar dari melihatnya.? Demikian juga dengan seorang laki-laki yang mencukur bulu kemaluannya, orang yang menyunat dan dokter. Bila demikian keadaannya, maka ucapan sang Qadli tidak berlaku,” sanggah si maling yang ahli fiqih ini

“Kalau begitu, kamulah Qadli sedangkan aku hanyalah seorang yang disidang (mustaqdla), kamulah Ahli Fiqih sedangkan aku hanya orang yang meminta fatwa dan kamulah Mufti sebenarnya. Ambillah celana dan pakaian ini.” aku sang Qadli mengakhiri debat itu

Lalu si maling yang ahli fiqih itu mengambil celana dan pakaian tersebut, kemudian berlalu. Sementara Qadli masih berdiri di tempatnya hingga akhirnya ada orang yang mengenalnya.

Qadli berkata, “Sesungguhnya ia adalah seorang ahli fiqih yang disanjung. Namun masa membuatnya pensiun hingga akhirnya melakukan apa yang telah dilakukannya tersebut.”

Akhirnya, sang Qadli mengutus seorang utusan kepadanya, memuliakannya serta menyuplai kebutuhan hidupnya.

(SUMBER: Mi`ah Qishsshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundy, juz.II, h.62-65)

http://solihin87.abatasa.com/post/detail/8915/kisah-maling-yang-ahli-fiqih

Kala Impian Tinggal Impian



Sejuta impi indah kusematkan di sanubari,
Biarpun impi bak fatamorgana dek teriknya mentari
Kupancangkan tekad di lubuk sanubari
Ingin kutebus segala khilaf dan alpa tanpa kusedari,
Demi impi jadi realiti
Namun..
Sejuta impi hancur kini
Ibarat kaca terhempas ke bumi
Menjerut jiwa menyeksa sanubari
Musibah bertandang tiada mampu kubentengi
Longlai ragaku lemah segenap sendi
Ya Rabbi, bantulah hambaMu ini
Hanya termampu menadah tangan
Bersujud ke hadratMu memohon ampunan
Tiada kuterdaya tanpa pimpinan Ar Rahman
Jangan biar kuhanyut dalam kekecewaan
Ya Allah, hanya Engkau yang mengerti
Lumatnya sekeping hati
Kurelakan sejuta impi berlalu pergi
Biar bercucuran air mata membasahi pipi
Tiada lagi kuingin berfantasi
Mengharap impi duniawi menjadi realiti
Dunia ini tiada yang abadi
Luka yang dalam menghuni sanubari
Ingin kusingkir menjauh pergi
Tiada gunanya diri menangisi
Telah tertulis dalam takdir Ilahi
Cuma kuinsan kerdil lemah sekali
Kala nestapa air mata teman sejati
Hendak kuluah tiada terdaya
Aku sendiri sebatang kara
Hanya terdaya memendam rasa
Biar derita hati sengsara
Hanya Rabbku merawat hati nan lara
Kusandarkan diri pada yang Esa
Ya Rabb..jangan tinggalkan hamba
HambaMu yang penuh bersalut dosa
Ya Ghafur..ampunilah segala dosa
Izinkan hambaMu ini menghuni syurga

Sabtu, 29 Oktober 2011

CINTA & KEHIDUPAN



Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya (Socrates),
Apa itu cinta?

Bagaimana saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab, masuklah kedalam hutan, ambilah satu ranting yang yang menurutmu paling baik. tetapi engkau haruslah berjalan ke depan dan jangan kembali ke belakang..pada saat kau sudah memutuskan pilihanmu, keluarlah dari hutan dengan ranting itu.....
Maka, masuklah Plato ke dalam hutan. Plato kemudian berjalan, tidak berapa lama kemudian ia kembali dengan tangan kosong tanpa membawa apapun. Gurunya bertanya, Mengapa kamu tidak membawa satu ranting pun?

" saya sebenarnya sudah menemui ranting yang bagus, tetapi sy berfikir barangkali di hadapan sana ada ranting yang lebih baik...tetapi setelah sy berjalan ke hadapan, ternyata ranting yang telah saya tinggalkan td adalah yang terbaik...maka, sy keluar dari hutan tanpa membawa apa2... "
Lalu guru itu berkata :
itulah CINTA

lalu, Plato pun bertanya apakah makna perkahwinan...

Guru pula menjawab
Sama seperti ranting tadi. Engkau haruslah membawa satu pohon yang kau fikir paling baik dan bawalah keluar dari hutan...

Maka, masuklah Plato ke dalah hutan dan keluarlah Plato dengan pohon yang tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu indah....Gurunya pun bertanya..maka jawab Plato :

" Saya bertemu pohon yang indah daunnya, besar batangnya, tetapi saya tak dapat memotongnya, dan pastilah saya tidak mampu untuk membawanya keluar dari hutan itu. Akhirnya saya tinggalkan ia...kemudia saya menemui sepohon pokok yang tidak terlalu buruk, tidaklah terlalu tinggi, dan saya fikir sy mampu untuk membawanya kerana mungkin sy tidak akan menemui pokok seperti ini di hadapan sana...akhirnya saya memilih pohon ini kerana saya yakin saya mampu merawatnya dan menjadikannya indah.. "

Lalu berkata Si Guru...

ITULAH PERKAHWINAN....

Adikku Sayang



Aku lahir di suatu desa di pegunungan yang sangat terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan kami, setiap hari dengan berpeluh orangtuaku membajak lahan kami yang tandus. Dan, aku mempunyai seorang adik laki-laki yag usianya tiga tahun lebih muda dari aku.
Suatu saat, karena tertarik untuk membeli sebuah sapu tangan yang di pakai oleh banyak gadis di desa kami, aku mencuri uag lima puluh sen dari laci ayahku.

Ayahku segera menyadari kehilangan uang tersebut. Ayah memerintahkan aku dan adikku untuk berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu ?” ayah bertanya dengan sangat marah. Aku terdiam, terlalu takut untuk berbicara.
Ayah semakin marah ketika tidak ada yang mengaku, dan ia berkata, “Baik , kalau begitu kalian berdua akan ku hajar !” Ayah mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya !”

Tongkat panjang itu segera bertubi-tubi menghantam punggung adikku. Ayah begitu marah, sehingga ia lupa diri dan berus menerus memukul adikku sampai beliau kehabisan nafas.
Sesudah itu, ayah duduk di atas ranjang batu kami dan memarahi adikku, “Kamu sudah belajar mencuri sekarang, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa yang akan datang ? …. Kamu layak dipukul sampai mati !!! Kamu pencuri tidak tahu malu !!!

Malam itu Ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Pada tengah malam, aku tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semua telah terjadi.” Aku masih saja membenci diriku, karena tidak memiliki cukup keberanian untuk mengakui perbuatanku.

Bertahun-tahun telah lewat, tetapi kejadian tersebut seakan baru terjadi kemarin. Aku tak pernah melupakan wajah adikku waktu ia melindungiku. Ketika itu, adikku berusia 8 tahun dan aku berusia 11 tahun. Setelah adikku lulus SMP, ia akan melanjutkan ke sebuah SMA di kabupaten. Pada saat yang bersamaan, aku di terima disebuah universitas propinsi. Malam itu ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, terus-menerus sampai menghabiskan berbungkus-bungkus rokok.

Aku mendengarnya menggerutu, “Kedua anak kita memberikan hasil yang sangat baik…hasil yang sangat baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya ? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus ?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar menghampiri ayah dan berkata, “Ayah, aku tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku.
”Ayah mengayunkan tangannya dan memukul wajah adikku. “Keparat, mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah ? Sekalipun hal tersebut berarti aku harus mengemis dijalanan, aku akan tetap menyekolahkan kalian berdua sampai selesai !!” Setelah itu ayah mengetuk setiap rumah di desa kami untuk mencoba meminjam uang.
Dengan penuh kelembutan, aku menjulurkan tanganku ke wajah adikku yang membengkak. Aku mencoba menasehatinya, “Seorang anak laki-laki harus melanjutkan sekolahnya. Jika tidak, maka ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini. Aku seorang wanita. Sekolah tidaklah terlalu penting. Aku telah memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke universitas.

Pada keesokan harinya, sebelum fajar menyingsing, di luar dugaan, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku, “Kak, masuk ke universitas itu tidaklah mudah. Aku akan pergi mencari kerja dan mengirimi-mu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, sambil menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Saat itu adikku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun. Dengan uang hasil pinjaman ayah pada beberapa warga desa, ditambah dengan uang dari adikku (hasil kerja adik sebagai kuli panggul semen di lokasi konstruksi), akhirnya aku berhasil melewati tahun ketiga di universitas.
Pada suatu hari, ketika aku sedang belajar dikamar, teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk desa menunggumu di luar !”

Mengapa ada seorang penduduk desa mencariku ? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir.
Aku bertanya kepadanya, “Mengapa tidak kamu katakan bahwa kamu adalah adikku ?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihatlah penampilanku. Apa yang akan mereka pikirkan, jika mereka tahu bahwa aku adalah adikmu ? Apakah mereka tidak akan menertawakanmu ?” Aku merasa sangat terharu dan air mata kembali mengalir dari mataku. Aku membersihkan semua debu yang melekat pada adikku, dengan agak tersendat-sendat aku berkata, “ Aku tidak peduli omongan siapapun ! Kamu adalah adikku…apapun juga ! Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu…”
Dari sakunya ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya di rambutku, dan kemudian menjelaskan, “Aku melihat semua gadis di kota memakainya. Jadi, aku pikirkamu juga harus memakainya. “Dan, aku pun tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku memeluk adikku, menangis dan menangis…

Waktu terus berlalu, adikku telah berusia 20 tahun sedangkan aku berusia 23 tahun. Saat aku pertama kali membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan rumahku terlihat bersih.
Setelah pacarku pulang , aku menari seperti seorang gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita !” Ibu hanya tersenyum dan berkata, “Ini adalah karena adikmu yang pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya ? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.”

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat wajahnya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit obat pada lukanya dan membalut lukanya.
“Apakah masih sakit ?” aku bertanya kepadanya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap saat. Hal tersebut bahkan tidak menghentikanku untuk bekerja dan … “
Di tengah kalimat itu ia berhenti… Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, air mataku mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun terus berlalu, dan saat aku menikah, adikku berusia 23 tahun, sedangkan aku berusia 26 tahun. Setelah menikah aku tinggal di kota. Sering kali suamiku dan aku mengundang orantuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka selalu menolak.
Mereka mengatakan, jika meninggalkan desa, mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat. Adikku juga tidak setuju, ia berkata, “Kak, jaga saja mertuamu. Aku akan menjaga ibu dan ayah disini.”
Suamiku menjadi Direktur di pabrik tempat ia bekerja. Kami menginginkan agar adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada bagian pemeliharaan alat teknik. Tetapi, adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras untuk tetap bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari adikku terkena sengatan listrik ketika ia naik tangga untuk memperbaiki kabel listrik.
Ia dimasukkan ke rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Setelah melihat gips putih pada kakinya, aku menggerutu. “Mengapa kamu menolak tawaran untuk menjadi seorang manajer ? Seorang manajer tidak akan pernah melakukan Sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihatlah dirimu saat ini, mendapat luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mendengarkan kami sebelumnya ?”
Dengan wajah serius, ia menjelaskan. “Pikirkanlah kakak ipar…ia baru saja menjadi seorang direktur, dan aku tidak mempunyai pendidikan. Jika aku dijadikan seorang manajer, gossip seperti apa yang akan tersebar ?” Mataku dan mata suamiku dipenuhi oleh air mata, lalu keluarlah perkataanku dengan terpatah-patah, “tetapi, kamu kurang pendidikan juga karena aku !”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” jawab adikku sambil menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 tahun, sedangkan aku berusia 29 tahun.
Adikku berusia 30 tahun ketikaia menikah dengan seorang gadis petani dari desa kami. Pada acara pernikahannya, pembawa acara bertanya kepadanya, “Siapakah yang paling Anda hormati dan Anda kasihi ?” Bahkan tanpa berpikir, ia segera menjawab, “Kakak’ku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika aku masih di sekolah dasar, sekolah kami berada di desa yang berbeda. Setiap hari kakakku dan aku berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan dua jam untuk pulang ke rumah. Suatu hari, aku kehilangan salah satu sarung tanganku.
Lalu, kakakku memberikan satu dari sarung tangannya. Dan, ia hanya memakai satu sarung tangan saja dan berjalan sangat jauh.

Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin, sampai-sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu aku bersumpah, selama aku masih hidup, aku akan menjaga kakakku dan berbuat baik kepadanya.”

Tepuk tangan memenuhi ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Bibirku begitu terasa berat dan sulit untuk mengucapkan kata-kata, “Dalam hidupku, orang yang kepadanya aku sangat berterima kasih adalah adikku.”
Dan, pada saat yang paling berbahagia itu, didepan kerumunan orang banyak dalam perayaan itu, air mataku mengalir turun seperti sungai membasahi wajahku.
Ane copas dari catatan ka' Dikirim dari Obrolan
Marzul Fuardi
http://www.facebook.com/note.php?note_id=175053979245387

wanita ^_^



Wanita diciptakan, dengan diberikan Allah dua tangan yang lembut, namun bukannya berbahan plastik. Yang dengan dua tangan tersebut, mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan, memberikan pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan.

Bahkan, dengan kelembutan wanita mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bekerja 18 jam sehari. Kelembutan yang mengandung kekuatan untuk mengatasi b...anyak hal yang luar biasa.

Dengan kelembutannya pula, wanita tidak hanya mampu berfikir tetapi juga bernegosiasi.

Wanita memang terlihat lelah dan rapuh, seolah terlalu banyak beban yang dipikulnya. Namun, dengan air matanya yang dapat mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan

Kelemahlembutannya merupakan kekuatan yang mempesona laki-laki. Bahkan kekuatannya melebihi laki-laki dalam mengatasi beban hidup.

Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.

Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.

Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya.

Mampu berdiri melawan ketidakadilan.

Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.

Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.

Cintanya tanpa syarat.

Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.

Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .

Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.

Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.

Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:

Dia lupa betapa berharganya dia...

Jumat, 16 September 2011

Boleh Maksiat, Asal


Seorang laki-laki mendatangi Ibrahim bin Ad-ham rahimahullah, lalu terjadilah dialog,
Fulan :“Wahai Abu Ishaq, saya adalah orang yang melampaui batas (suka berbuat dosa), maka berilah saran agar aku bisa terbentengi dan bisa selamat.
Ibrahim : Jika kamu menerima lima syarat, dan mampu memenuhinya, maka tidak mengapa kamu bermaksiat.
Fulan : Apa itu wahai Abu Ishaq?
Ibrahim : Pertama, jika kamu ingin bermaksiat kepada Allah, maka jangan makan dari rejeki-Nya
Fulan : Lantas dari mana aku hendak makan? Sedangkan segala yang ada di permukaan bumi ini semeua adalah rizki dari-Nya?
Ibrahim : Wahai kisanak, apakah pantas kamu makan rejeki-Nya sementara kamu mendurhakai-Nya?
Fulan : Tentu tidak, terus apa syarat yang kedua?
Ibrahim : Jika kamu ingin bermaksiat kepada-Nya, maka jangan pernah tinggal di negeri kekuasaan-Nya
Fulan :Ini lebih berat, lantas di mana saya akan tinggal?
Ibrahim : Wahai kisanak, apakah layak kamu memakan rejeki-Nya, kamu tinggal di bumi-Nya, kemudian kamu mendurhakai-Nya?
Fulan : Memang tidak layak, lalu apa syarat yang ketiga?
Ibrahim : Jika kamu ingin bermaksiat sementara kamu makan rejeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat yang tidak dilihat oleh-Nya, lalu bermaksiatlah di sana!
Fulan : Wahai Ibrahim, mana mungkin…Dia melihat segala tempat yang tersembunyi?
Ibrahim : Wahai kisanak, apakah patut, kamu memakan rejeki-Nya, tinggal di bumi-Nya lalu kamu bermaksiat dalam pengawasan-Nya?
Fulan :memang tidak patut, tolong sebutkan syarat yang keempat
Ibrahim :Jika malakul maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka katakan kepadanya, “tangguhkanlah ajalku hingga aku sempat untuk bertaubat dengan taubat nasuuha dan aku beramal shalih karena Allah!”
Fulan : Tidak mungkin malakul maut mengabulkan permintaanku?
Ibrahim : Wahai kisanak, jika kamu kamu tidak kuasa menunda kematian untuk taubat, dan kamu tahu jika kematian datang tidak akan bisa ditunda, maka bagaimana kamu berharap bisa selamat (dari akibat dosa)?
Fulan : Lantas, apa syarat yang kelima?
Ibrahim : Jika Zabaniyah (malaikat penjaga neraka) mendatangimu pada hari Kiamat untuk membawamu ke neraka, maka janganlah kamu sudi pergi bersamanya!
Fulan : Pasti mereka tidak akan membiarkanku, dan tidak menerima alasanku!
Ibrahim : Jika demikian, bagaimana kamu bisa berharap selamat dari siksa?
Fulan : Cukup..cukup..wahai Ibrahim, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Sejak itu, orang itu serius dengan taubatnya, melazimi ibadah dan menjauhi maksiat, hingga ajal menjemputnya. (Lihat at-Tawwaabiin, Ibnu Qudamah)
ane ambil dari:
http://abuumarabdillah.com/?p=22#comment-13

Sabtu, 10 September 2011

Terapi Rasulullah Terhadap Virus Merah Jambu




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Oleh
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah



Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma�ad.

Beliau berkata : Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.

Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Al-Quran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina ".Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman):
"Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". [Al-Hijr: 68-72]
KRITERIA MANUSIA YANG BERPOTENSI TERJANGKIT PENYAKIT AL-ISYQ

Penyakit al-isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahbbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengaanNya pasti akan kebal terhadap serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf alaihis salam:

"Artinya ; Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih" [Yusuf : 24]

Nyatalah bahwa Ikhlas merupakan immunisasi manjur yang dapat menolak virus ini dengan berbagai dampak negatifnya berupa perbuatan jelek dan keji.Artinya memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus dengan menjauhkan berbagai sarana yang menjurus ke arah itu .

Berkata ulama Salaf: penyakit cinta adalah getaran hati yang kosong dari segala sesuatu selain apa yang dicinta dan dipujanya. Allah berfirman mengenai Ibu Nabi Musa:

"Artinya ; Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya" [Al-Qasas :11]

Yakni kosong dari segala sesuatu kecuali Musa karena sangat cintanya kepada
Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa.



BAGAIMANA VIRUS INI BISA BERJANGKIT ?

Penyakit al-isyq terjadi dengan dua sebab, Pertama : Karena mengganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua: perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun Penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.

MAKHLUK DICIPTAKAN SALING MENCARI YANG SESUAI DENGANNYA

Berkata Ibn al-Qayyim: ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmahNya menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.

Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh akan mengakibatkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian. Dengan cara inilah
tegaknya urusan manusia. Allah befirman:

"Artinya : Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya” [Al-A�raf :189]

Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tentram dan senang seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal dari jenis dan bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan rupa, dan tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan keingginan, kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk, walaupun tidak dipungkiri bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.

Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadisnya:

"Artinya : Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih "[3]

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah nabi mengucapkan hadis ini.

Karena itulah syariat Allah akan menghukumi sesuatu menurut jenisnya, mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan perbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang berpendapat lain maka jelaslah karena minimnya ilmu pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaedah persamaan dan sebaliknya.

Penerapan kaedah ini tidak saja berlaku di dunia lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman:

"Artinya : (kepada malaikat diperintahkan): Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah" [As-Shaffat : 23]

Umar ibn Khtaab dan seteelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran wajahum yakni yang sesuai dan mirip dengannya .Allah juga berfirman

"Artinya : Dan apabila jiwa dipertemukan" [At-Takwir : 7]

Yakni setiap orang akan digiring dengan orang-orang yang sama prilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara orang-orang yang saling mencintai kareNya di dalam surga dan akan menggiring orang orang yang saling bekasih-kasihan diatas jalan syetan di neraka Jahim, tiap oran akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau. Di dalam mustadrak Al-Hakim disebukan bahwa Nabi bersabda:

"Artinya : Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan digiring bersama mereka kelak"
CINTA DAN JENIS-JENISNYA
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam Agama Allah) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RasulNya.

Cinta berikutnya adalah cinta yang terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi, hubungan kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.

Diantara jenis cinta lainnya yakni cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi yaitu al-mahabbah al-�ardiyah-- akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya dari orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apa yang diinginkannya darimu.

Adapun cinta lainnya adalah cinta yang berlandaskan adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang mencintai dan yang dicinta. Mahabbah al-isyq termasuk cinta jenis ini tidak akan sirna kecuali jika ada sesuatu yang menghilangkannya. cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta jenis ini.

Timbul pertanyaan bahwa cinta ini merupakan bertemunya ikatan batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan? Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari orang yang sedang kasamaran saja, jika cinta ini perpaduan jiwa dan ruh maka tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak bukan sepihak saja?

Jawabnya yaitu bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan kurangnya syarat tertentu, atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasinya cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga faktor ; Pertama: bahwa cinta ini sebatas cinta karena adanya kepentingan, oleh karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai, terkadang yang dicintai malah lari darinya. Kedua: adanya penghalang sehingga dia tidak dapat mencintai orang yang dicintanya, baik karena adanya cela dalam akhlak, bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga: adanya penghalang dari pihak orang yang dicintai.

Jika penghalang ini dapat disingkirkan maka akan terjalin benang-benang cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang-orang kafir, niscaya para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.


TERAPI PENYAKIT AL-ISYQ

Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Mas�ud Radhiyallahu, bahwa Rasulullah Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Hai sekalian pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka hendaklah dia menikah , barang siap yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina)".

Hadis ini memberikan dua solusi, solusi utama, dan solusi pengganti. Solusi petama adalah menikah, maka jika solusi ini dapat dilakukan maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwaytkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan".

Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firman-Nya:

"Artinya : Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah".[An-Nisa : 28]

Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikannya terhadap hambaNya dan kelemahan manusia untuk menahan syahwatnya dengan membolehkan mereka menikahi para wanita yang baik-baik dua, tiga ataupun empat, sebagaimana Allah membolehkan bagi mereka mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka butuh sebagai peredam syahwat, keringanan dan rahmati-Nya terhadap makluk yang lemah ini.

2. Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan karena tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar�i dan takdir, penyakit ini bisa semangkin ganas. Adapun terapinya harus dengan meyakinkan dirinya bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi, lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang berputus asa untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, akan berpengaruh terhadap jiwanya sehingga semangkin menyimpang jauh.

Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain yaitu dengan mengajak akalnya berfikir bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dapat dijangkau adalah perbuatan gila, ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?

Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya tertutup karena larangan syariat, terapinya adalah dengan mengangap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan adalah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa pintu kearah yang diingininya tertutup, dan mustahil tercapai.

3. Jika ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada kemungkaran masih tetap menuntut, hendaklah dia mau meninggalkannya karena dua hal, pertama karena takut (kepada Allah) yaitu dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan kenikmatan abadi yang tidak terlintas dalam pikiranmu dengan kenikmatan sesaat yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi indah, ataupun menghayal terbang melayang jauh, ketika tersadar ternyata hanyalah mimpi dan khayalan, akhirnya sirnalah segala keindahan semu, tinggal keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan menunggu.

Kedua keyakinan bahwa berbagai resiko yang sangat menyakitkan akan ditemuinya jika dia gagal melupakan yang dikasihinya, dia akan mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus, yaitu:gagal dalam mendapatkan kekasih yang diinginkannya, dan bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapati dua hal menyakitkan ini niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang dicinta.Dia akan bepikir bahwa sabar menahan diri itu lebih baik. Akal, agama , harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar sedikit demi mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu, kezalimannya kan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang dikasihinya . orang yang terhindar adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah.

4. Jika hawa nafsunya masih tetap ngotot dan tidak terima dengan terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsunya akan menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan kemaslahatannya.

5. Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah dia selalu mengingat sisi-sisi kejelekan kekasihnya,dan hal-hal yang membuatnya dampat menjauh darinya, jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada pada kekasihnya niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan dari keindahannya, hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang berada disekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang tersembunyi baginya. Sebab sebagaiman kecantikan adalah faktor pendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya demikian pula kejelekan adalah pendorong kuat agar dia dapat membencinya dan menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan dua sisi ini dan memilih yang terbaik baginya. Jangan sampai terperdaya dengan kecantikan kulit dengan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak dan kusta, tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannnya kepada kejelelekan sikap dan prilakunya, hendaklah dia menutup matanya dari kecantikan fisik dan melihat kepada kejekan yang diceritakan mengenainya dan kejelekan hatinya.

6. Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi terakhir adalah mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah yang senantiasa menolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon kepadaNya, hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaranNya, sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jika dia dapat melaksankan terapi akhir ini, maka sesunguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya, jangan sampai dia menjelek-jelekkan kekasihanya dan mempermalukannya dihadapan manusia, ataupun menyakitinya, sebab hal tersebut adalah kezaliman dan melampaui batas.

PENUTUP
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah: mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sebelum terkena lebih baik menghindar. Bagaimana cara menghindarinya? tidak lain dengan tazkiyatun nafs.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.
ane ambil dari:
http://aul-latif.abatasa.com/post/detail/5333/terapi-rasulullah-terhadap-virus-merah-jambu\

Jumat, 09 September 2011

wahai saudariku muslimah



Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki

Allah berfirman,

وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.

Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.

Allah berfirman,

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى

“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.

Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)

Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab

Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

1. Menjaga kehormatan.
2. Membersihkan hati.
3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
4. Tanda kesucian.
5. Menjaga rasa malu.
6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
7. Menjaga ghirah.
8. Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.

Kembalilah ke Rumahmu

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:

1. Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
2. Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
3. Wanita tidak berkewajiban berjihad.

Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.

Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:

1. Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
2. Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
3. Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.

Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.

Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

Allah berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

1. Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
2. Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
3. Berjalan dengan dibuat-buat.
4. Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
5. Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.

Pernikahan, Mahkota Kaum Wanita

Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul serta jalan hidup orang-orang mukmin. Menikah merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nuur: 32)

Pernikahan merupakan sarana untuk menjaga kesucian dan kehormatan baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, menikah dapat menentramkan hati dan mencegah diri dari dosa (zina). Hendaknya menikah diniatkan karena mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjaga agama serta kehormatannya.

Tidak sepantasnya bagi wanita mukminah bercita-cita untuk hidup membujang. Membujang dapat menyebabkan hati senantiasa gelisah, terjerumus dalam banyak dosa, dan menyebabkan terjatuh dalam kehinaan.

Kemaslahatan-kemaslahatan pernikahan:

1. Menjaga keturunan dan kelangsungan hidup manusia.
2. Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
3. Memberikan ketentraman bagi dua insan. Ada yang dilindungi dan melindungi. Serta memunculkan kasih sayang bagi keduanya.

Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan oleh setiap muslimah agar dirinya tidak terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan dan tidak menjerumuskan orang lain ke dalam dosa dan kemaksiatan. Allahu A’lam.

Referensi:
Menjaga Kehormatan Muslimah, Syaikh Bakar Abu Zaid.

Kamis, 08 September 2011

KESEHATAN DALAM ISLAM





رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128) رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129)
Artinya:Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.( QS.Al-Baqarah: 128-129)

Islam sebagai ad-Dien merupakan pedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia yang berakal untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadi perhatian Islam, termasuk dalam hal ini yang berkaitan dengan kesehatan. Ia merupakan nikmat dari Allah yang luar biasa nilainya, karena itu ia merupakan amanah yang menjadi kewajiban bagi setiap pribadi untuk menjaganya dengan memelihara kesehatan secara sungguh-sungguh.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat vital sekali bagi kehidupan manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan papan, karena kesehatan merupakan sarana dalam mencapai kehidupan yang bahagia. Kebutuhan hidup yang tersedia tidak akan berguna dan menjadi hambar apabila tidak diiringi dengan kesehatan badan. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :
Perhatikanlah lima perkara ini sebelum datang lima perkara : 1. Hidupmu sebelum datang ajalmu; 2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu; 3. Manfaatkan sebaik-baiknya kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu; 4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu; 5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu." (HR. Ahmad dan Baihaqi).
Disamping itu setiap muslim yang sakit di perintahkan pula untuk berobat kepada ahlinya dan perbuatan tersebut juga bernilai ibadah sebagaimana yang pernah di sabdakan oleh Nabi saw. "Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua (pikun)." ( HR.Ahmad, Ibnu Hibban,Hakim.)
Islam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan batin. Antara kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani merupakan kesatuan system yang terpadu, sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Sistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yang mewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran (najis), dari hadats dan dari kotoran hati semua itu berada dalam satu paket ibadah seperti wudhu', mandi, shalat dan lain sebagainya.
Kita sudah mengenal bahwa pangkal dari kesehatan adalah kebersihan, bahkan melalui ajaran-ajaran Rasulullah kita dituntun untuk senantiasa memperhatikan masalah kebersihan. Kaedah ushuliyah mengatakan : Kesehatan jasmani didahulukan dari pada kesempurnaan agama sementara kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Jadi iman merupakan pokok ajaran untuk berbuat secara sehat, Islam misalnya menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam lima bagian, kebersihan dan kesucian rumah dan perkarangan, badan, pakaian, makanan serta kebersihan dan kesucian ruh dan hati.
Kesehatan baik jasmani atau rohani merupakan nikmat dan rahmat Allah yang setinggi-tingginya, harta benda dan jabatan tidak ada gunanya apabila jasmani dan rohani sakit. Jasmani dan rohani yang sehat merupakan pangkal kebahagiaan dan kesenangan.
Secara lebih khusus, perhatian Islam terhadap masalah kesehatan reproduksi wanita sedemikian besar, ini tercermin dalam hal :
Pelarangan berduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah saw bersabda : Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita di tempat yang sepi kecuali jika ada mahrom. Pelarangan ini merupan tindakan preventif agar tidak terjadinya perzinahan (hubungan seksual di luar pernikahan) yang merupakan perbuatan terlarang. Sebab dampak yang ditimbulkan dari perzinahan adalah dapat menyebabkan kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yang ujungnya adalah aborsi sedangkan aborsi itu sendiri dapat menimbulkan berbagai penyakit, di antaranya kemandulan atau timbulnya berbagai macam penyakit kelamin salah satunya adalah AIDS. Yang banyak dirugikan adalah kaum wanita itu sendiri.
Pelarangan ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap kesehatan reproduksi wanita, agar setiap orang menjaganya dengan baik sehingga seorang wanita dapat menjalankan fungsi reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.
Menganjurkan pernikahan sebagai bentuk perlindungan agar reproduksi menjadi sehat dan bertanggung jawab.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (222)
Tidak berhubungan ketika istri sedang haid (QS.Al-Baqarah:222).
Memberikan hak pada wanita untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari semua pihak misalnya hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada saat hamil dan menyusui. Dalam saat seperti ini suami berkewajiban menjaga istrinya yang sedang hamil atau menyusui agar selalu dalam keadaan sehat, baik secara fisik maupun mental. Bahkan Allah swt dalam al-Quran menegaskan kondisi wanita yang hamil dalam keadaan lemah (QS Lukman : 13 dan QS.al-Ahqof : 15). Oleh karena perhatian yang sangat besar terhadap kondisi tersebut, maka wanita hamil dan menyusui tidak diwajibkan untuk beribadah puasa.
Memberikan hak pada wanita untuk mengatur kelahiran. Islam memberikan petunjuk kepada wanita agar reproduksi dilakukan dengan mengatur jarak kelahiran. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan seperti meninggal ketika melahirkan karena lemah fisik atau badan tidak sehat. Dan juga untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap ASI, karena ASI itu sendiri sangat besar manfaatnya bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi. Isyarat tersebut ada di dalam Qs. Al-Baqoroh : 233 : Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh yaitu yang bagi ingin menyempurnakan penyusuan. Dalam Qs. Al-Ahqof : 15 : Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan. Artinya jarak kelahiran bisa terjadi kurang lebih 3 tahun.
Demikianlah perhatian Islam secara langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan reproduksi wanita.

Selasa, 07 Juni 2011

PACARAN MENURUT ISLAM ^^

a. Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).
Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”.
b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.
Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.
Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.
Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.
Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.
c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Sumber : Pusat Konsultasi syariah
http://safruddin.wordpress.com/2007/06/16/pacaran-dalam-pandangan-islam/

Jumat, 03 Juni 2011

Jadi Ikhwan jangan cengenG

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dikasih amanah pura-pura

batuk..

Nyebutin satu persatu

kerjaan biar dikira sibuk..

Afwan ane sakit.. Afwan PR

ane numpuk..

Afwan ane banyak kerjaan,

kalo nggak selesai bisa

dituntut..

Afwan ane ngurus anu ngurus

itu jadinya suntuk..

Terus dakwah gimana?

digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dikit-dikit dengerin lagunya

edcoustic..

udah gitu yang nantikanku di

batas waktu, bikin nyelekit..

Ke-GR-an tuh kalo ente

melilit..

Kesehariannya malah jadi

genit..

Jauh dari kaca jadi hal yang

sulit..

Hati-hati kalo ditolak, bisa

sakiiiittt...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Dikit-dikit SMSan sama

akhwat pake Paketan SMS

biar murah..

Rencana awal cuma kirim

Tausyiah..

Lama-lama nanya kabar

ruhiyah.. sampe kabar orang

rumah..

Terselip mikir rencana

walimah?

Tapi nggak berani karena

terlalu wah!

Akhirnya hubungan tanpa

status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Abis nonton film palestina

semangat membara..

Eh pas disuruh jadi mentor

pergi entah kemana..

Semangat jadi penontonnya

luar biasa..

Tapi nggak siap jadi

pemainnya.. yang diartikan

sama dengan hidup

sengsara..

Enak ya bisa milih-milih yang

enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngumpet-ngumpet buat

pacaran..

Ketemuan di mol yang

banyak taman..

Emang sih nggak pegangan

tangan..

Cuma lirik-lirikkan dan makan

bakso berduaan..

Oh romantisnya, dunia pun

heran..

Kalo ketemu Murabbi atau

binaan..

Mau taruh di mana tuh muka

yang jerawatan?

Oh malunya sama Murabbi

atau binaan?

Sama Allah? Nggak kepikiran..

Yang penting nyes nyes

romantis semriwing asoy-

asoy-yaannn..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Disuruh infaq cengar-cengir..

Buat beli tabloid bola nggak

pake mikir..

Dibilang kikir marah-marah

dah tuh bibir..

Suruh tenang dan berdzikir..

Malah tangan yang ketar-

ketir..

Leher saudaranya mau

dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Semangat dakwah ternyata

bukan untuk amanah..

Malah nyari Aminah..

Aminah dapet, terus

Walimah..

Dakwah pun hilang di hutan

antah berantah..

Dakwah yang dulu

kemanakah?

Dakwah kawin lari.. lari sama

Aminah..

Duh duh... Amanah Aminah..

Dakwah.. dakwah..

Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Buka facebook liatin foto

akhwat..

Dicari yang mengkilat..

Kalo udah dapet ya tinggal

sikat..

Jurus maut Ikhwan padahal

gak jago silat..

"Assalammu'alaykum Ukhti,

salam ukhuwah.. udah

kuliah? Suka coklat?"

Disambut baik sama ukhti,

mulai berpikir untuk traktir Es

Krim Coklat ..

Akhwatnya terpikat..

Mau juga ditraktir secara

cepat..

Asik, akhirnya bisa jg

ikhtilat...

yaudah.. langsung TEMBAK

CEPAT!

Akhwatnya mau-mau tapi

malu bikin penat..

badan goyang-goyang kayak

ulat..

Ikhwannya nyamperin

dengan kata-kata yang

memikat..

Kasusnya sih kebanyakan

yang 'gulat'..

Zina pun menjadi hal yang

nikmat..

Udah pasti dapet laknat..

Duh.. maksiat.. maksiat...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Ilmu nggak seberapa hebat..

Udah mengatai Ustadz..

Nyadar diri woi lu tuh lulusan

pesantren kilat..

Baca qur'an tajwid masih

perlu banyak ralat..

Lho kok udah berani nuduh

ustadz..

Semoga tuh otaknya dikasih

sehat..

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Status facebook tiap menit

ganti..

Isinya tentang isi hati..

Buka-bukaan ngincer si wati..

Nunjukkin diri kalau lagi

patah hati..

Minta komen buat dikuatin

biar gak mati bunuh diri..

Duh duh.. status kok bikin

ruhiyah mati..

Dikemanakan materi yang

ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngeliat ikhwan-ikhwan yang

lain deket banget sama

akhwat mau ikutan..

Hidup jadi kayak sendirian di

tengah hutan rambutan..

Mau ikutan tapi udah tau

kayak gitu nggak boleh.. tau

dari pengajian..

Kepala cenat-cenut

kebingungan..

Oh kasihan.. Mendingan

cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngeliat pendakwah

akhlaknya kayak preman..

Makin bingung nyari teladan..

Teladannya bukan lagi

idaman..

Hidup jadi abu-abu kayak

mendungnya awan..

Mau jadi putih nggak kuat

nahan..

Ah biarlah kutumpahkan

semua dengan cacian

makian..

Akhirnya aku ikut-ikutan jadi

preman..

Teladan pun sekarang ini

susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Diajakain dauroh alasannya

segudang..

Semangat cuma pas diajak ke

warung padang..

Atau maen game bola sampe

begadang..

Mata tidur pas ada lantunan

tilawah yang mengundang..

Tapi mata kebuka lebar

waktu nyicipin lauk rendang..

Duh.. berdendang...

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Bangga disebut ikhwan.. hati

jadi wah..

Tapi jarang banget yang

namanya tilawah..

Yang ada sering baca komik

naruto di depan sawah..

Hidup sekarang jadinya agak

mewah..

Hidup mewah emang sah..

Tapi.. kesederhanaan yang

dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dulunya di dakwah banyak

amanah..

Sekarang katanya berhenti

sejenak untuk menyiapkan

langkah..

Tapi entah kenapa

berdiamnya jadi hilang arah..

Akhirnya timbul perasaan

sudah pernah berdakwah..

Merasa lebih senior dan lebih

mengerti tentang dakwah..

Anak baru dipandang dengan

mata sebelah..

Akhirnya diam dalam

singgasana kenangan

dakwah..

Dari situ bilang.. Dadaaahhh..

Saya dulu lebih berat dalam

dakwah..

Lanjutin perjuangan saya

yah...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Nggak punya duit jadinya

nggak dateng Liqo..

Nggak ada motor yaa halaqoh

boro-boro..

Murabbi ikhlas dibikin

melongo..

Binaan nggak ada satupun

yang ngasih info..

Ngeliat binaan malah pada

nonton tv liat presenter

homo..

Adapula yang tidur sambil

meluk bantal guling bentuk si

komo..

Oh noo...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Akhi... banyak sekali

sebenarnya masalah Ikhwan..

Dimanapun harokahnya...

Akhi.. Di saat engkau tak

mengambil bagian dari

dakwah ini..

Maka akan makin banyak

Ikhwan lain yang selalu

menangis di saat mereka

mengendarai motor.. Ia

berani menangis karena

wajahnya tertutup helm... Ia

menangis karena tak kuat

menahan beban amanah

dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa

oleh orang yang dulunya

engkau percaya.. Ikhwan-

ikhwan lain sebenarnya lebih

kecewa dari mu.. mereka

menahan dua kekecewaan..

kecewa karena orang yang

mereka percaya.. dan

kecewa karena tidak

diperhatikan lagi olehmu..

tapi mereka tetap bertahan..

menahan dua kekecewaan...

karena mereka sadar..

kekecewaan adalah hal yang

manusiawi.. tapi dakwah

harus selalu terukir dalam

hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh

dari amanah.. dengan

berbagai alasan.. sebenarnya,

banyak ikhwan di luar sana

yang alasannya lebih kuat

dan masuk akal berkali-kali

lipat dari mu.. tapi mereka

sadar akan tujuan hidup..

mereka memang punya

alasan.. tapi mereka tidak

beralasan dalam jalan

dakwah.. untuk Allah.. demi

Allah.. mereka.. di saat lelah

yang sangat.. masih

menyempatkan diri untuk

bangun dari tidurnya untuk

tahajjud.. bukan untuk

meminta sesuatu.. tapi

mereka menangis.. curhat ke

Allah.. berharap Allah

meringankan amanah

mereka.. mengisi perut

mereka yang sering kosong

karena uang habis untuk

membiayai dakwah...

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini

jalan yang berat.. jalan yang

terjal.. Rasul berdakwah

hingga giginya patah..

dilempari batu.. dilempari

kotoran.. diteror.. ancaman

pembunuhan..... dakwah ini

berat akhi.. dakwah ini bukan

sebatas teori.. tapi

pengalaman dan

pengamalan... tak ada kata-

kata 'Jadilah..!' maka hal itu

akan terjadi.. yang ada

'jadilah!' lalu kau bergerak

untuk menjadikannya.. maka

hal itu akan terjadi.. itulah

dakwah... ilmu yang kau

jadikan ia menjadi...

Akhi.. jika saudaramu selalu

menangis tiap hari..

Bolehkah mereka meminta

sedikit bantuanmu..?

meminjam bahumu..?

berkumpul dan berjuang

bersama-sama...?

Agar mereka dapat

menyimpan beberapa butir

tangisnya.. untuk berterima

kasih padamu..

Juga untuk tangis haru saat

mereka bermunajat kepada

Allah dalam sepertiga

malamnya..

"Yaa Allah.. Terimakasih

sudah memberi saudara

seperjuangan kepadaku..

demi tegaknya Perintah dan

laranganMu... Kuatkanlah

ikatan kami..."

"Yaa Allah, Engkau

mengetahui bahwa hati-hati

ini telah berhimpun dalam

cinta kepada-Mu, bertemu

dalam taat kepada-Mu,

bersatu dalam da ’wah

kepada-Mu, berpadu dalam

membela syariat-Mu."

"Yaa Allah, kokohkanlah

ikatannya, kekalkanlah

cintanya, tunjukillah jalan-

jalannya. Penuhilah hati-hati

ini dengan cahaya-Mu yang

tidak pernah pudar."

"Lapangkanlah dada-dada

kami dengan limpahan

keimanan kepada-Mu dan

keindahan bertawakal

kepada-Mu. Hidupkanlah hati

kami dengan ma ’rifat

kepada-Mu. Matikanlah kami

dalam keadaan syahid di

jalan-Mu."

"Sesungguhnya Engkaulah

Sebaik-baik Pelindung dan

Sebaik-baik Penolong. Yaa

Allah, kabulkanlah. Yaa Allah,

dan sampaikanlah salam

sejahtera kepada junjungan

kami, Muhammad SAW,

kepada para keluarganya,

dan kepada para sahabatnya,

limpahkanlah keselamatan

untuk mereka."

Aamiin Allahumma aamiin.

Amiieenn...
by:RiEan AstoMo

Kamis, 14 April 2011

Akhwat


Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang manis dan menawan, tapi dari kasih sayangnya pada karib kerabat dan orang di sekitarnya.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lembut dan menggoda, tapi dari lembut dan tegasnya tutur dalam mengatakan kebenaran.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari liuk gemulainya ia ketika berjalan, tapi dari sikap bijaknya memahami keadaan dan persoalan-persoalan.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia menghormati dan meyayangi orang-orang di tempat kerja (wajihah dakwah), tapi dari tata caranya menghormati dan meyayangi siapapun dan dimanapun tanpa memandang status yang disandangnya.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang memujinya dan menaruh hati padanya, tapi dilihat dari kesungguhannya dalam berbakti dan mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Kamis, 07 April 2011

Bila Aktivis Dakwah Jatuh Cinta


Sobat muda muslim, ternyata cinta juga merupakan ujian sekaligus cobaan buat orang shaleh, ahli ibadah, termasuk aktivis dakwah. Kok bisa? Iya, karena cinta nggak cuma bisa mengubah penampilan aja. Dia juga bisa membelokkan niat yang udah lurus. Komitmen dakwah bisa berubah. Aktivitas dakwah yang awalnya diniatkan untuk mendapat ridho Allah bisa terkontaminasi saat VMJ meradang. Ini yang kudu diwaspadai.



Hudzaifah.org – Di mana aja, kapan aja, dan siapa aja dijamin nggak akan bisa lolos dari serangan virus yang satu ini. Bukan DBD, Flu Bu-rung, atau Worm. Tapi virus yang kekuatannya bisa bikin sang pejuang mati-matian ngapalin lagu melankolis First Love-nya Nika Costa atau Shoulder to Cry On-nya Tommy Page. Meski nilai bahasa Inggris di raport-nya delapan ngakak alias 3! Pede banget kan?



Yup. Virus yang dikenal dengan julukan virus merah jambu (VMJ) pembangkit rasa cinta ini kagak ada matinya. Malah mungkin kita berharap nggak mati-mati. Coz, hidup kita bakal terasa garing bin monoton tanpa kehadiran cinta. Baik cinta kepada yang Maha Pencipta maupun kepada lawan jenis. Ali bin Abdah berkata, tak mungkin seseorang menghindar dari cinta, kecuali orang yang kasar perangainya, kurang waras, atau tidak mempunyai gairah. Maka berbahagialah orang-orang yang masih bisa mencintai dan dicintai. Ciee .Aa Gym banget neh!



Bener sobat, nggak lengkap rasanya jadi manusia kalo kita nggak bisa mencintai dan dicintai. Karena ini fitrah. Jadi wajar aja kalo virus ini merajalela mencari mangsa di setiap kesempatan. Maka di kalangan selebritis dikenal istilah cilok alias cinta lokasi. Sebutan untuk pasangan seleb yang terlibat jalinan asmara karena sering ketemu di lokasi syuting.



Ssttt .jangan bilang-bilang ya. Ternyata di kalangan aktivis dakwah juga ada cilok lho. Hah?! Masa sih? Beneran. Cuma di kalangan jilbaber en jenggot simpatik ini, cilok berubah menjadi CBSA. Mentang-mentang mayoritas pelajar. Do you know CBSA? Ini nih: Cinta Bersemi Saat Aktif. (ehm..ehm..KLBK euy!) Tapi jangan salah, meski Cilok dan CBSA sama-sama mengandung unsur cinta, tapi keduanya tetep beda. Kalo CBSA, lebih terjaga dari kontaminasi. Sementara cilok lebih kepada cinta yang ternodai. Ups!



So, kalo kamu pengen tahu lebih banyak tentang CBSA, kamu bisa tanya guru SD masing-masing. Tapi, kalo penasaran ama CBSA, kamu dah bener kalo baca Studia kali ini. Yuuuuk!



ROMANTIKA AKTIVIS DAKWAH

Sobat muda muslim, kalo mengamati pergaulan para aktivis dakwah mungkin ada beberapa pertanyaan yang mampir di benak kita. Apalagi keseharian mereka yang gaul ama sesamanya. Cewek ama cewek. Cowok ama cowok. Kesannya antilawan jenis banget. Apa mereka steril dari rasa cinta? Apa yang ada dalam benak mereka cuma dakwah doang? Apa menjadi aktivis dakwah kudu punya antivirus untuk menghadang VMJ? Apa-apanya dong eh, kok jadi lagu sih?



Nggak usah dibikin pusing, sampe nyanyiin lagu Nek Titik Puspa gitu. Para aktivis dakwah itu sama aja kayak kita. Sejenis manusia yang punya rasa cinta. Cuma bedanya, mereka nggak show of forces untuk urusan ini. Apalagi sampe deklarasi segala di acara reality show Katakan Cinta atau Playboy Kabel. Nggak lah yauw. Mereka punya prinsip yang bagi sebagian orang terdengar aneh dalam hal pengungkapan rasa cinta. Anti-pacaran en nggak phobi ama nikah dini. Catet ya!



Nah, masalahnya, kita sering bertanya-tanya, gimana mungkin bisa terjalin rasa cinta di antara mereka kalo mereka sendiri anti-gaul bebas. Bukankah gaul bebas itu terbukti menjadi media subur untuk memupuk rasa cinta kepada lawan jenis? Eit, jangan salah. Nggak gaul bebas bukan berarti nggak berinteraksi dengan lawan jenis. Emangnya penghuni dunia dakwah cuma satu jenis? Tetep, aktivitas dakwah juga mengharuskan mereka berhubungan dengan lawan jenis. Apalagi yang tergabung dalam sebuah organisasi. Kudu ada konsolidasi dakwah. Inget-inget tuh!



Sebagai aktivis dakwah, tentu konsolidasi itu mengharuskan pihak ikhwan (muslim) menjalin kerjasama dengan para anggota diva alias divisi akhwat (muslimah). Saling tukar informasi. Rapat bulanan untuk evaluasi kinerja dakwah sekaligus planning untuk masa mendatang. Sampe tergabung dalam kepanitiaan acara. Dan nggak mungkin kegiatan kayak di atas dilakukan tanpa adanya pertemuan. Walau mungkin rapat bisa aja pake fasilitas teleconference. Tapi itu pasti bakal menyedot banyak biaya. Bisa-bisa acaranya nggak jadi digelar gara-gara nggak ada biaya. Berabe kan?



Nah, dari seringnya pertemuan itulah bisa menyita perhatian khusus antar aktivis. Meski nggak terungkap, VMJ tengah mengamati mangsa yang hendak diburu. Satu sama lain saling menyimpan rasa kagum. Dari sinilah tumbuh perasaan simpati, empati, yang seterusnya bisa bikin jatuh hati. Walau hanya tersimpan rapi dalam diary atau menghiasi relung hati. Intinya, malu-malu tapi mau!



Proses tumbuh dan mewabahnya VMJ di kalangan aktivis, nggak jauh beda dengan cilok ala seleb. Cinta bersemi saat aktif dalam dakwah. Makanya kita nggak usah ragu bin worried untuk jadi seorang aktivis dakwah. Pergaulan mereka yang terkesan anti-lawan jenis, hanya salah satu cara buat nunjukkin kalo Islam juga punya aturan maen dalam pergaulan. Justru kita kudu bangga jadi aktivis. Karena untuk urusan jodoh, Allah bakal ngasih pasangan hidup yang qualified buat para aktivis pengemban dakwah yang istiqomah.



Firman Allah Swt:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang (baik) pula. (QS an-Nur [21]: 26)





MENGENDALIKAN RASA CINTA

Sobat muda muslim, nggak salah kalo cinta bisa mendera siapa aja. Termasuk para aktivis dakwah. Tapi tetep kita kudu waspada ama VMJ ini. Soalnya orang bisa berubah karena kasmaran. Yang pasti nggak berubah jadi Ksatria Baja Hitam. Tapi perubahan yang lambat laun nampak dalam diri kita. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin menuliskan komentar sejumlah orang tentang pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.



Di antaranya sebagai berikut: Cinta itu bisa menyucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi yang ahli ibadah.



Nah, lho? Ternyata cinta bukan cuma Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki seperti kata Sheila On Tujuh. Tapi juga merupakan ujian sekaligus cobaan buat orang shaleh, ahli ibadah, termasuk aktivis dakwah. Kok bisa? Iya, karena cinta nggak cuma bisa mengubah penampilan aja. Dia juga bisa membelokkan niat yang udah lurus. Komitmen dakwah bisa berubah. Aktivitas dakwah yang awalnya diniatkan untuk mendapat ridho Allah bisa terkontaminasi saat VMJ meradang. Ini yang kudu diwaspadai.



Tentu kita nggak pengen dong, aktivitas dakwah kita yang mulia jadi kacau-beliau gara-gara kita terpana pesona cinta. Makanya kita kudu pandai mengendalikan rasa itu. Seperti kata dokter, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk urusan cinta juga sama. Lebih baik kita mencegah aktivitas yang bikin VMJ meradang. Ada dua hal yang bisa kita jalanin sebagai langkah pencegahan (kayak 3M DBD aja neh!).



Pertama, dari dalam diri kita. Di sini kita kuatkan benteng pertahanan dari serangan rasa cinta yang membabi buta. Caranya, rajin puasa sunat. Rasulullah menganjurkan pemuda-pemudi untuk berpuasa sebagai satu perisai takwa. Perbanyak membaca al-Quran, shalat tahajjud, dan berdzikir kepada Allah saat godaan itu datang. Perbanyak juga doa kita kepada Allah. Minta kepada-Nya biar kita dijauhin dari perbuatan yang haram, minta juga kepada-Nya biar kita dikasih jodoh yang qualified dunia-akhirat. Mau dong?



Kedua, dari luar diri kita. Ini juga nggak kalah pentingnya. Faktor lingkungan gampang banget meluluhlantakkan pertahanan yang kita bangun. Itu sebabnya, kita kudu bisa menata lingkungan sekitar kita. Misalnya, meminimalisasi pertemuan dan komunikasi dengan lawan jenis. Walau itu untuk konsolidasi dakwah. Sorry, bukannya mo ngerecokin, cuma kita khawatir, jiwa muda kita tak kuasa meredam gejolak rasa cinta itu. Kita juga bisa gaul ama temen-teman yang bisanya nggak cuma manas-manasin doang. Tapi mampu membantu kita menjaga izzah alias harga diri. Sehingga kita bisa belajar menundukkan pandangan. Baik terhadap para macan (makhluk cantik) mau pun terhadap media syerem yang bisa memacu adrenalin kita.



Kita kudu nyadar kalo seorang aktivis dakwah sering jadi panutan dan teladan bagi orang lain. Nggak cuma Allah yang mengawasi tiap omongan ama tingkah lakunya, tapi juga umat. Gimana jadinya kalo pas ngisi pengajian begitu bersemangat bilang pacaran itu haram. Tapi, pas doi lagi kasmaran, perilakunya nggak beda ama aktivis pacaran. Apalagi pake ngeles dengan istilah pacaran islami. Idiih malu ama umat tuh! Firman Allah Swt: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS ash-Shaf [61]: 3)



MENENTUKAN PRIORITAS

Sobat muda muslim, kalo kamu udah bisa atau minimal lagi belajar mengendalikan rasa cinta, sekarang kamu udah pantes buat belajar menentukan prioritas. Karena untuk urusan ekspresi cinta, Islam cuma mengatur dua tahap. Khitbah dan nikah. Nggak ada lagi. Masalahnya, kadang para aktivis dakwah yang mayori-tas pelajar terbentur dengan banyak hal sampe kerepotan memilih satu di antara dua pilihan itu. Kalo pun ada yang berani, lebih didominasi faktor emosi. Bisa jadi was-was sang target disamber duluan ama yang laen (Emangnya bis kota maen serobot?)



Kalo mau khitbah dulu, kecil kemungkinan bisa bertahan sampe kamu lulus sekolah atau kuliah terus dapet kerja. Bawaannya pasti pengen segera ijab qabul. Padahal, segala kebutuhan keuangan masih disubsidi penuh ama ortu. Bakal berabe ke depannya. Perhatian kamu bakal terpecah. Antara beresin kuliah atau matengin rencana nikah. Bisa-bisa nggak optimal dua-duanya. Padahal kehidupan rumah tangga bakal menuntut suami untuk mencari nafkah materi. Nggak cuma bermodalkan cinta. Sementara ijazah pendidikan pun adakalanya punya peranan bagi sang suami demi memperoleh nafkah.



Nah, kalo udah gini bagusnya kita pusatkan perhatian pada aktivitas tholabul ilmi yang lagi digeluti. Biar masa depan juga terbingkai dengan rapi. Tapi, bukan berarti kita ngelarang kamu mikirin soal nikah lho. Nggak. Silakan aja kalo kamu mau mulai mempelajari soal pernikahan lebih dalam. Karena terpancing ama senior yang bilang nikah itu nikmat, indah dan ibadah, misalnya. Tapi kamu kudu siap hadapi risiko yang bakal menyedot perhatian kamu. Berani ambil risiko? Pikirkan dengan mateng!



Oke deh sobat. Kita percaya kamu-kamu bisa mengambil pilihan dengan bijak. Jangan sampe CBSA bikin aktivitas dakwah kamu kendor. Catet, sekali lagi kita ngingetin, dakwah itu untuk mendapat ridho Ilahi. Bukan karena orang yang dikasihi. Dan jangan takut keduluan, karena jodoh masing-masing nggak akan kelayapan. Oke? Tetap semangat! TEKSS,,,, ATAS SYARANNYA, AKN TTPI KLO QT PKIR2, JG BGTU ZI,,, DGN APA YG TDI DI SMPAIKAN,jazaa kallah,, dan sekarang aku mau Tanya,! Apakah anda juga bisa meninggalkan VMJ NI,,? Karna dengan meninggalkan VMJ seperti ini! kita jarang melihat orang yang bisa meninggalkannya!!!!! dan kami harap anda bisa jujur untuk menjawab pertanyaan ini, karena dengan kejujuran kami bisa membuktikan dengan apa yang anda khawatirkan selama ini,! syu,,kraan,
di copas dri:http://www.facebook.com/#!/notes/rafdy-ibnu-sabil/bila-aktivis-dakwah-jatuh-cinta/201079716590691