islami

islami
AHLAN WASAHLAN

Selasa, 07 Juni 2011

PACARAN MENURUT ISLAM ^^

a. Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).
Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”.
b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.
Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.
Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.
Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.
Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.
c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Sumber : Pusat Konsultasi syariah
http://safruddin.wordpress.com/2007/06/16/pacaran-dalam-pandangan-islam/

Jumat, 03 Juni 2011

Jadi Ikhwan jangan cengenG

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dikasih amanah pura-pura

batuk..

Nyebutin satu persatu

kerjaan biar dikira sibuk..

Afwan ane sakit.. Afwan PR

ane numpuk..

Afwan ane banyak kerjaan,

kalo nggak selesai bisa

dituntut..

Afwan ane ngurus anu ngurus

itu jadinya suntuk..

Terus dakwah gimana?

digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dikit-dikit dengerin lagunya

edcoustic..

udah gitu yang nantikanku di

batas waktu, bikin nyelekit..

Ke-GR-an tuh kalo ente

melilit..

Kesehariannya malah jadi

genit..

Jauh dari kaca jadi hal yang

sulit..

Hati-hati kalo ditolak, bisa

sakiiiittt...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Dikit-dikit SMSan sama

akhwat pake Paketan SMS

biar murah..

Rencana awal cuma kirim

Tausyiah..

Lama-lama nanya kabar

ruhiyah.. sampe kabar orang

rumah..

Terselip mikir rencana

walimah?

Tapi nggak berani karena

terlalu wah!

Akhirnya hubungan tanpa

status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Abis nonton film palestina

semangat membara..

Eh pas disuruh jadi mentor

pergi entah kemana..

Semangat jadi penontonnya

luar biasa..

Tapi nggak siap jadi

pemainnya.. yang diartikan

sama dengan hidup

sengsara..

Enak ya bisa milih-milih yang

enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngumpet-ngumpet buat

pacaran..

Ketemuan di mol yang

banyak taman..

Emang sih nggak pegangan

tangan..

Cuma lirik-lirikkan dan makan

bakso berduaan..

Oh romantisnya, dunia pun

heran..

Kalo ketemu Murabbi atau

binaan..

Mau taruh di mana tuh muka

yang jerawatan?

Oh malunya sama Murabbi

atau binaan?

Sama Allah? Nggak kepikiran..

Yang penting nyes nyes

romantis semriwing asoy-

asoy-yaannn..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Disuruh infaq cengar-cengir..

Buat beli tabloid bola nggak

pake mikir..

Dibilang kikir marah-marah

dah tuh bibir..

Suruh tenang dan berdzikir..

Malah tangan yang ketar-

ketir..

Leher saudaranya mau

dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Semangat dakwah ternyata

bukan untuk amanah..

Malah nyari Aminah..

Aminah dapet, terus

Walimah..

Dakwah pun hilang di hutan

antah berantah..

Dakwah yang dulu

kemanakah?

Dakwah kawin lari.. lari sama

Aminah..

Duh duh... Amanah Aminah..

Dakwah.. dakwah..

Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Buka facebook liatin foto

akhwat..

Dicari yang mengkilat..

Kalo udah dapet ya tinggal

sikat..

Jurus maut Ikhwan padahal

gak jago silat..

"Assalammu'alaykum Ukhti,

salam ukhuwah.. udah

kuliah? Suka coklat?"

Disambut baik sama ukhti,

mulai berpikir untuk traktir Es

Krim Coklat ..

Akhwatnya terpikat..

Mau juga ditraktir secara

cepat..

Asik, akhirnya bisa jg

ikhtilat...

yaudah.. langsung TEMBAK

CEPAT!

Akhwatnya mau-mau tapi

malu bikin penat..

badan goyang-goyang kayak

ulat..

Ikhwannya nyamperin

dengan kata-kata yang

memikat..

Kasusnya sih kebanyakan

yang 'gulat'..

Zina pun menjadi hal yang

nikmat..

Udah pasti dapet laknat..

Duh.. maksiat.. maksiat...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Ilmu nggak seberapa hebat..

Udah mengatai Ustadz..

Nyadar diri woi lu tuh lulusan

pesantren kilat..

Baca qur'an tajwid masih

perlu banyak ralat..

Lho kok udah berani nuduh

ustadz..

Semoga tuh otaknya dikasih

sehat..

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Status facebook tiap menit

ganti..

Isinya tentang isi hati..

Buka-bukaan ngincer si wati..

Nunjukkin diri kalau lagi

patah hati..

Minta komen buat dikuatin

biar gak mati bunuh diri..

Duh duh.. status kok bikin

ruhiyah mati..

Dikemanakan materi yang

ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngeliat ikhwan-ikhwan yang

lain deket banget sama

akhwat mau ikutan..

Hidup jadi kayak sendirian di

tengah hutan rambutan..

Mau ikutan tapi udah tau

kayak gitu nggak boleh.. tau

dari pengajian..

Kepala cenat-cenut

kebingungan..

Oh kasihan.. Mendingan

cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Ngeliat pendakwah

akhlaknya kayak preman..

Makin bingung nyari teladan..

Teladannya bukan lagi

idaman..

Hidup jadi abu-abu kayak

mendungnya awan..

Mau jadi putih nggak kuat

nahan..

Ah biarlah kutumpahkan

semua dengan cacian

makian..

Akhirnya aku ikut-ikutan jadi

preman..

Teladan pun sekarang ini

susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Diajakain dauroh alasannya

segudang..

Semangat cuma pas diajak ke

warung padang..

Atau maen game bola sampe

begadang..

Mata tidur pas ada lantunan

tilawah yang mengundang..

Tapi mata kebuka lebar

waktu nyicipin lauk rendang..

Duh.. berdendang...

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Bangga disebut ikhwan.. hati

jadi wah..

Tapi jarang banget yang

namanya tilawah..

Yang ada sering baca komik

naruto di depan sawah..

Hidup sekarang jadinya agak

mewah..

Hidup mewah emang sah..

Tapi.. kesederhanaan yang

dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Dulunya di dakwah banyak

amanah..

Sekarang katanya berhenti

sejenak untuk menyiapkan

langkah..

Tapi entah kenapa

berdiamnya jadi hilang arah..

Akhirnya timbul perasaan

sudah pernah berdakwah..

Merasa lebih senior dan lebih

mengerti tentang dakwah..

Anak baru dipandang dengan

mata sebelah..

Akhirnya diam dalam

singgasana kenangan

dakwah..

Dari situ bilang.. Dadaaahhh..

Saya dulu lebih berat dalam

dakwah..

Lanjutin perjuangan saya

yah...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Nggak punya duit jadinya

nggak dateng Liqo..

Nggak ada motor yaa halaqoh

boro-boro..

Murabbi ikhlas dibikin

melongo..

Binaan nggak ada satupun

yang ngasih info..

Ngeliat binaan malah pada

nonton tv liat presenter

homo..

Adapula yang tidur sambil

meluk bantal guling bentuk si

komo..

Oh noo...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Jadi Ikhwan jangan

cengeng...

Akhi... banyak sekali

sebenarnya masalah Ikhwan..

Dimanapun harokahnya...

Akhi.. Di saat engkau tak

mengambil bagian dari

dakwah ini..

Maka akan makin banyak

Ikhwan lain yang selalu

menangis di saat mereka

mengendarai motor.. Ia

berani menangis karena

wajahnya tertutup helm... Ia

menangis karena tak kuat

menahan beban amanah

dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa

oleh orang yang dulunya

engkau percaya.. Ikhwan-

ikhwan lain sebenarnya lebih

kecewa dari mu.. mereka

menahan dua kekecewaan..

kecewa karena orang yang

mereka percaya.. dan

kecewa karena tidak

diperhatikan lagi olehmu..

tapi mereka tetap bertahan..

menahan dua kekecewaan...

karena mereka sadar..

kekecewaan adalah hal yang

manusiawi.. tapi dakwah

harus selalu terukir dalam

hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh

dari amanah.. dengan

berbagai alasan.. sebenarnya,

banyak ikhwan di luar sana

yang alasannya lebih kuat

dan masuk akal berkali-kali

lipat dari mu.. tapi mereka

sadar akan tujuan hidup..

mereka memang punya

alasan.. tapi mereka tidak

beralasan dalam jalan

dakwah.. untuk Allah.. demi

Allah.. mereka.. di saat lelah

yang sangat.. masih

menyempatkan diri untuk

bangun dari tidurnya untuk

tahajjud.. bukan untuk

meminta sesuatu.. tapi

mereka menangis.. curhat ke

Allah.. berharap Allah

meringankan amanah

mereka.. mengisi perut

mereka yang sering kosong

karena uang habis untuk

membiayai dakwah...

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini

jalan yang berat.. jalan yang

terjal.. Rasul berdakwah

hingga giginya patah..

dilempari batu.. dilempari

kotoran.. diteror.. ancaman

pembunuhan..... dakwah ini

berat akhi.. dakwah ini bukan

sebatas teori.. tapi

pengalaman dan

pengamalan... tak ada kata-

kata 'Jadilah..!' maka hal itu

akan terjadi.. yang ada

'jadilah!' lalu kau bergerak

untuk menjadikannya.. maka

hal itu akan terjadi.. itulah

dakwah... ilmu yang kau

jadikan ia menjadi...

Akhi.. jika saudaramu selalu

menangis tiap hari..

Bolehkah mereka meminta

sedikit bantuanmu..?

meminjam bahumu..?

berkumpul dan berjuang

bersama-sama...?

Agar mereka dapat

menyimpan beberapa butir

tangisnya.. untuk berterima

kasih padamu..

Juga untuk tangis haru saat

mereka bermunajat kepada

Allah dalam sepertiga

malamnya..

"Yaa Allah.. Terimakasih

sudah memberi saudara

seperjuangan kepadaku..

demi tegaknya Perintah dan

laranganMu... Kuatkanlah

ikatan kami..."

"Yaa Allah, Engkau

mengetahui bahwa hati-hati

ini telah berhimpun dalam

cinta kepada-Mu, bertemu

dalam taat kepada-Mu,

bersatu dalam da ’wah

kepada-Mu, berpadu dalam

membela syariat-Mu."

"Yaa Allah, kokohkanlah

ikatannya, kekalkanlah

cintanya, tunjukillah jalan-

jalannya. Penuhilah hati-hati

ini dengan cahaya-Mu yang

tidak pernah pudar."

"Lapangkanlah dada-dada

kami dengan limpahan

keimanan kepada-Mu dan

keindahan bertawakal

kepada-Mu. Hidupkanlah hati

kami dengan ma ’rifat

kepada-Mu. Matikanlah kami

dalam keadaan syahid di

jalan-Mu."

"Sesungguhnya Engkaulah

Sebaik-baik Pelindung dan

Sebaik-baik Penolong. Yaa

Allah, kabulkanlah. Yaa Allah,

dan sampaikanlah salam

sejahtera kepada junjungan

kami, Muhammad SAW,

kepada para keluarganya,

dan kepada para sahabatnya,

limpahkanlah keselamatan

untuk mereka."

Aamiin Allahumma aamiin.

Amiieenn...
by:RiEan AstoMo